Just another WordPress.com site

LAPORAN PRAKTIKUM

“AMANKAH MAKANANKU?”

 

 

 

 

 

 

 

 

Dosen pembimbing :

Dra. Dalifa, M.Pd

Disusun Oleh :

Kelompok 4

Fanni Elisa Sibuea              (A1G010006)     

Fella Ferdialuri                            (A1G010017)

Anting Meicella                          (A1G010024)

Kurnia Fitri                                  (A1G010026)

Shinta Yolanda                            (A1G010030)

Nadi Febri Ariffiando                  (A1G010032)      

Sagita Rimbayani               (A1G010033)

 

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan

Universitas Bengkulu

2012

 

 

UJI MAKANAN YANG MENGANDUNG BORAKS

 

A. TUJUAN

  1. Menguji kandungan boraks di dalam bahan makanan
  2. Memilih makanan sehat berdasarkan informasi yang dimiliki.

 

B.ALAT DAN BAHAN

  1. Cawan petri
  2. Sendok plastik
  3. Kantong Plastik putih
  4. Pipet tetes
  5. Alat penumbuk
  6. Kain putih
  7. Pisau
  8. Spidol
  9. Kunyit
  10. Boraks
  11. Air
  12. Mie kuning ( basah)
  13. Kerupuk udang
  14. Krupuk nasi
  15. Krupuk ikan
  16. Tahu putih
  17. Tahu kuning ( sudah masak )
  18. Bihun
  19. Bakso

 

C. LANGKAH KERJA

  1. Kupas kunyit, haluskan dan beri sedikit air. Bungkuslah kunyit tersebut dengan kain putih, lalu diperas untuk memperoleh air kunyit.
  2. Buatlah larutan boraks dengan cara memasukkan sedikit boraks ke dalam beberapa sendok teh air.( sesuai dengan kebutuhan )
  3. Campurkan lima tetes larutan kunyit dengan lima tetes larutan boraks. Aduk kedua larutan itu hingga rata dan bewarna merah kecoklatan. Larutan merah kecoklatan itu dapat dijadikan indikator adanya kandungan boraks dalam bahan makanan.
  4. Tumbuklah contoh makanan yang akan di uji hingga halus, dan letakkan dalam cawan petri. Usahakan masing-masing bahan makanan tidak saling bercampur satu sama lain.
  5. Dengan menggunakan pipet, teteskanlah air kunyit ke atas contoh bahan makanan yang telah dihaluskan tadi. Amati dan catat perubahan yang terjadi.
    1. Catatan :
    2. Bahan makanan yang berubah warna menjadi merah kecoklatan setelah ditetesi air kunyit diduga mengandung boraks.

 

D. HASIL UJI MAKANAN

Tabel uji kandungan boraks dalam makanan

no

Janis bahan

Kandungan boraks

Keterangan

+

1

Bihun

Tidak mengandung boraks Tidak terjadi perubahan warna

2

Bakso

Tidak mengandung boraks

Tidak terjadi perubahan warna

3

Tahu putih

Tidak mengandung boraks Tidak terjadi perubahan warna

4

Tahu kuning

Tidak mengandung boraks Tidak terjadi perubahan warna

5

Krupuk nasi

+

Mengandung boraks

Terjadi perubahan warna

6

Mi kuning (basah)

+

Mengandung boraks

Terjadi perubahan warna

7

Krupuk ikan

+

Mengandung boraks

Terjadi perubahan warna

8

Krupuk udang

+

Mengandung boraks

Terjadi perubahan warna

E.PEMBAHASAN

  1. A.    Pengertian Boraks

Boraks merupakan garam Natrium Na2B4O710H2O, yang banyak di gunakan di berbagai industri nonpangan, khususnya industri kertas, gelas, pengawet kayu dan keramik.

Boraks terjadi dalam suatu deposit hasil dari proses penguapan “hot spring” (pancuran air panas) atau danau garam. Boraks termasuk kelompok mineral borat, suatu jenis senyawa kimia alami yang terbentuk dari Boron (B) dan Oksigen (O). Boraks erat kaitannya dengan asam borat, dan kemungkinan besar daya pengawetan boraks disebabkan karena adanya senyawa aktif asam borat (asam borosat).

Boraks merupakan senyawa kimia dengan rumus natrium tetraborat, berbentuk kristal lunak dengan pH = 9,5. Boraks merupakan senyawa kimia antara natrium hidroksida serta asam borat. Dalam industri, boraks menjadi bahan solder, bahan pembersih, pengawet kayu, antiseptic kayu dan pengontrol kecoa.

Secara bahasa jawa, boraks dikenal sebagai bleng. Bleng adalah campuran garam mineral konsentrasi tinggi yang dipakai dalam pembuatan makanan tradisional seperti karak dan gendar. Sinonimnya yaitu natrium biborat, natrium piroborat, natrium tetraborat.
Struktur molekul boraks adalah dari menyambungkan BO2(OH) BO3(OH) dan segi tiga bidang empat yang terikat ke rantai dari bidang delapan air dan sodium. Boraks memiliki beberapa karakteristik:
a. Warna adalah putih jernih
b. Kilau seperti kaca
c. Kristal transparan (tembus cahaya)
d. System hablur adalah monoklin
e. Perpecahan sempurna di satu arah
f. Warna lapisan putih
g. Mineral yang sejenis adalah kalsit, halit, hanksite, colemanite, ulexite dan garam asam borat.

  1. Manfaat boraks

Boraks biasanya digunakan oleh industri farmasi sebagai ramuan obat misalnya salep, bedak, larutan kompres, obat oles mulut dan obat pencuci mata. Boraks juga digunakan sebagai bahan solder, bahan pembersih, pengawet kayu dan antiseptic kayu.
Boraks ini banyak disalahgunakan oleh manusia sehingga menimbulkan bahaya. Boraks banyak disalahgunakan untuk pembuatan mie basah, lontong, bakso, kerupuk dan gendar. Boraks apabila terdapat pada makanan maka dalam jangka waktu lama akan terjadi penumpukan pada otak, hati, lemak dan ginjal. Pemakaian dalam jumlah banyak dapat menyebabkan demam, depresi, kerusakan ginjal, nafsu makan berkurang, gangguan pencernaan, kebodohan, kebingungan, radang kulit, anemia, kejang, pingsan, koma bahkan kematian.

 

  1. Bahaya Boraks

Bahaya boraks dapat diserap melalui usus, kulit yang rusak dan selaput lender. Dapat memberikan efek toksik. Pengaruhnya terhadap kesehatan:
– Tanda dan gejala akut
Munah, diare, merah di lender, konvulsi dan dispersi SSP (Susunan Syaraf Pusat)
Tanda dan gejala akut : Muntah, diare, merah dilendir, konvulsi dan depresi SSP(Susunan Syaraf Pusat)

– Tanda dan gejala kronis

  1. nafsu makan menurun
  2. Gangguan pencernaan
  3. Gangguan SSP : bingung dan bodoh
  4. Anemia, rambut rontok dan kanker.

D. Ciri-ciri makanan mengandung boraks:
a. Kerupuk:
– Teksturnya sangat renyah
– Dapat memberikan rasa getir

– Daya simpan lama

– Tidak mudah berjamur

b. Mi basah :

–    Penggunaan boraks pada pembuatan mi akan menghasilkan tekstur yang lebih kenyal.

c. Tahu :

–  Tidak mudah hancur

– Tekstur lebih kenyal

– Bau agak menyengat

– Dapat bertahan lama

Boraks maupun bleng tidak aman untuk dikonsumsi sebagai makanan, tetapi ironisnya penggunaan boraks sebagai komponen dalam makanan sudah meluas di Indonesia. Mengkonsumsi makanan yang mengandung boraks memang tidak serta berakibat buruk terhadap kesehatan tetapi boraks akan menumpuk sedikit demi sedikit karena diserap dalam tubuh konsumen secara kumulatif. Seringnya mengonsumsi makanan berboraks akan menyebabkan gangguan otak, hati, lemak, dan ginjal. Dalam jumlah banyak, boraks menyebabkan demam, anuria (tidak terbentuknya urin), koma, merangsang sistem saraf pusat, menimbulkan depresi, apatis, sianosis, tekanan darah turun, kerusakan ginjal, pingsan, hingga kematian. Bleng atau boraks biasanya dipakai dalam pembuatan makanan berikut ini: karak/lempeng (kerupuk beras), sebagai komponen pembantu pembuatan gendar (adonan calon kerupuk) mi, lontong, sebagai pengeras. ketupat, sebagai pengeras, bakso, sebagai pengawet dan pengeras serta kecap, sebagai pengawet.
E. Upaya Mengatasi penyalahgunaan Boraks :

Berikut merupakan saran untuk mengatasinya :

1. Upaya mempersiapkan RUU Pangan perlu dipercepat, berikuty perangkat pendukung beserta peraturan-peraturan dan petunjuk pelaksanaannya.

2. Perlu dikembangkannya upaya pendidikan produsen makanan jajanan dengan bantuan pemerintah daerah.

3. Perlu dikembangkannya upaya pendidikan konsumen, khususnya melalui media elektronik seperti TV dan radio, melalui pesan-pesan keamanan pangan yang dikemas rapi (1 – 5 menit) serupa advertensi gratis.

4. Untuk menghindarkan terjadinya kesimpangan-siuran penjelasan kepada masyarakat luas mengenai keamanan pangan, perlu dibentuk suatu Tim Pakar Keamanan Pangan Nasional, yang diprakarsai oleh Menteri Kesehatan dan Menteri Negara Urusan Pangan sehingga bila ada kasus keamanan pangan, masyarakat mendapat penjelasan secara tepat, benar dan resmi (Winarno, 1994).

 

F.KESIMPULAN

Dari beberapa sampel makanan yang telah diamati, makanan yang mengandung boraks adalah kerupuk, karena tekstur nya lebih renyah,dan tidak mudah berjamur. Selain itu dalam mie basah juga mengandung sedikit boraks karena terjadi sedikit perubahan warna pada larutan kunyit sebagai indikator.

G. DAFTAR RUJUKAN

Akmal, Zurhamita. 1995. Kandungan Boraks pada Makanan Jenis Mie yang Beredar di Kotamadya Padang. http://batamdigitalisland.com/
Annonim. 2008. Bahaya Bleng dan Boraks. Jakarta: http://wapedia.mobi/id/Bleng
Annonim. 2008. Struktur Boraks. http://commons.wikimedia.org.
Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Barat.2008. Boraks.
Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang. 2008. Bahaya Penggunaan Formalin dan Boraks. Jombang : http://www.rsd-jombang.com/

 

LAPORAN PRAKTIKUM

SEHATKAH MAKANANKU?”

 

 

 

 

 

 

 

 

Dosen pembimbing :

Dra. Dalifa, M.Pd

Disusun Oleh :

Kelompok 4

Fanni Elisa Sibuea              (A1G010006)     

Fella Ferdialuri                            (A1G010017)

Anting Meicella                          (A1G010024)

Kurnia Fitri                                   (A1G010026)

Shinta Yolanda                            (A1G010030)

Nadi Febri Ariffiando                  (A1G010032)      

Sagita Rimbayani               (A1G010033)

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan

Universitas Bengkulu

2o12

SEHATKAH MAKANANKU?

Kompetensi Dasar

1.3  Mengidentifikasi fungsi organ pencernaan manusia dan hubungannya dengan makanan dan kesehatan.

 

Indikator

Siswa dapat:

  1. Membuat daftar nama-nama zat yang terdapat di dalam bahan makanan kemasan yang diperjualbelikan berdasarkan informasi pada kemasan;
  2. Menggolongkan zat-zat yang diperlukan untuk kesehatan;
  3. Memilih makanan sehat sesuai dengan informasi yang diperoleh.

 

Saran Penerapan dalam Pembelajaran

Kegiatan ini dapat digunakan sebagai kegiatan inti pada pembelajaran siswa tentang “Makanan dengan Tambahan Bahan Buatan (pewarna, pengawet, penyedap) dan Makanan Tercemar dapat Mempengaruhi Kesehatan”.

 

Alat dan Bahan:

Berbagai macam makanan kemasan yang diperjualbelikan di sekitar rumah/sekolah.

 

Prosedur/Langkah Kerja:

 

Tuliskan nama-nama bahan makanan pada tabel berikut berdasarkan petunjuk/langkah-langkah!

 

 

 

Tabel Uji Bahan dalam kemasan

Nama bahan makanan kemasan yang diamati

A

B

C

D

E

F

G

Gula

Zat perisa

Anti oksidan

Jet Z

V

V

V

V –

V

V

V

V

ChaCha

V

V

V

V

V

V

Richeese Ahh

V

V

V

V

V

V

V

Malkist Abon

V

V

V

V

V

V

V

 

Teh Gelas

V

V

V

V

V

V

 

 

 

 

Keterangan

  1. Karbohidrat
  2. Lemak
  3. Protein
  4. Mineral ( besi, kalsium, garam,dll)
  5. Vitamin
  6. Air
  7. Zat pewarna
  8. Zat lain

Cara Kerja

  1. Bacalah kandungan bahan makanan melalui informasi yang tertulis pada kemasan, dan catatlah di dalam tabel. Beriah tanda cek (√) pada kolom yang sesuai.
  2. Perhatikan cara menggolongkan bahan-bahan makanan. Bila perlu lihatlah buku sumber untuk membantu mengisi tabel.
  3. Jika ditemukan bahan yang sulit dikelompokkan dalam kolom A s.d. G, tuliskan nama bahan tersebut pada kolom “zat lain”.
  4. Amati pula zat lain yang dapat diamati dan dirasakan, namun tidak tertulis pada makanan kemasan. Tuliskan hasil pengamatan tersebut di dalam kolom zat lain.

 

Pertanyaan

  1. Zat apakah yang selalu ada di dalam bahan makanan kemasan?
  2. Bahan makanan apakah yang banyak mengandung zat tambahan (aditif)?
  3. Zat aditif apakah yang terdapat di dalam bahan makanan kemasan?
  4. Jika kamu bandingkan apa yang tertulis pada kemasan dengan isinya, sesuaikah nama zat yang tertulis pada kemasan dengan isinya?
  5. Jika dalam makanan terdapat zat aditif, mengapa zat itu ditambahkan ke dalam bahan makanan?
  6. Berdasarkan informasi yang telah diperoleh, mengapa zat aditif ditambahkan ke dalam bahan makanan?
  7. Zat aditif buatan umumnya tidak baik bagi tubuh. Dapatkah kamu memilih bahan makanan yang sehat?
  8. Adakah zat aditif yang tidak mengganggu kesehatan? Sebutkan!

Penjelasan

Zat Aditif yang terkandung dalam Bahan Makanan

 

Karbohidrat, lemak, protein, mineral/garam, dan vitamin adalah zat-zat yang dibutuhkan oleh tubuh, sedangkan zat lainnya adalah zat tambahan (aditif). Zat aditif belum tentu bermanfaat bagi tubuh. Zat aditif kerapkali ditambahkan ke dalam bahan makanan untuk berbagai keperluan, misalnya untuk memberi warna, aroma, rasa, memperbaiki tekstur, dan sebagai bahan pengawet.

Zat aditif buatan maupun alami dapat merugikan kesehatan, dan ada yang merugikan kesehatan bila dikonsumsi terlalu banyak, misalnya, seseorang memakan garam secara berlebihan sekaligus, maka ia akan terganggu kesehatannya. Pada dasarnya zat pewarna dan aroma tidak diperlukan, tetapi ternyata kedua zat tersebut mempengaruhi minat seseorang untuk mengkonsumsi makanan tersebut. Zat pengawet diperlukan untuk memperlambat proses pembusukan makanan, walaupun kadangkala berbahaya untuk kesehatan. Perlu diperhatikan bahwa penggunaan zat pengawet harus sesuai dengan aturan yang didasarkan pada hasil penelitian.

 

  1. 1.      Zat Pewarna

Pemberian warna pada makanan umumnya bertujuan agar makanan terlihat lebih segar dan menarik sehingga menimbulkan selera orang untuk memakannya. Zat pewarna yang biasa digunakan sebagai zat aditif pada makanan adalah:

a. Zat pewarna alami, dibuat dari ekstrak bagian-bagian tumbuhan tertentu, misalnya warna hijau dari daun pandan atau daun suji, warna kuning dari kunyit, warna cokelat dari buah cokelat, warna merah dari daun jati, dan warna kuning merah dari wortel. Karena jumlah pilihan warna dari zat pewarna alami terbatas maka dilakukan upaya menyintesis zat pewarna yang cocok untuk makanan dari bahan-bahan kimia.

b. Zat pewarna sintetik, dibuat dari bahan-bahan kimia. Dibandingkan dengan pewarna alami, pewarna sintetik memiliki beberapa kelebihan, yaitu memiliki pilihan warna yang lebih banyak, mudah disimpan, dan lebih tahan lama. Beberapa zat pewarna sintetik bisa saja memberikan warna yang sama, namun belum tentu semua zat pewarna tersebut cocok dipakai sebagai zat aditif pada makanan dan minuman. Perlu diketahui bahwa zat pewarna sintetik yang bukan untuk makanan dan minuman (pewarna tekstil) dapat membahayakan kesehatan apabila masuk ke dalam tubuh karena bersifat karsinogen (penyebab penyakit kanker). Oleh karena itu, kamu harus berhati-hati ketika membeli makanan atau minuman yang memakai zat warna. Kamu harus yakin dahulu bahwa zat pewarna yang dipakai sebagai zat aditif pada makanan atau minuman tersebut adalah memang benar-benar pewarna makanan dan minuman.

Berdasarkan sifat kelarutannya, zat pewarna makanan dikelompokkan menjadi dye dan lake. Dye merupakan zat pewarna makanan yang umumnya bersifat larut dalam air. Dye biasanya dijual di pasaran dalam bentuk serbuk, butiran, pasta atau cairan. Lake merupakan gabungan antara zat warna dye dan basa yang dilapisi oleh suatu zat tertentu. Karena sifatnya yang tidak larut dalam air maka zat warna kelompok ini cocok untuk mewarnai produkproduk yang tidak boleh terkena air atau produk yang mengandung lemak dan minyak.

 

  1. 2.      Zat Pemanis

Zat pemanis berfungsi untuk menambah rasa manis pada
makanan dan minuman. Zat pemanis dapat dikelompokkan
menjadi dua, yaitu:

a. Zat pemanis alami. Pemanis ini dapat diperoleh dari tumbuhan, seperti kelapa, tebu, dan aren. Selain itu, zat pemanis alami dapat pula diperoleh dari buahbuahan dan madu. Zat pemanis alami berfungsi juga sebagai sumber energi. Jika kita mengonsumsi pemanis alami secara berlebihan, kita akan mengalami risiko kegemukan. Orang-orang yang sudah gemuk badannya sebaiknya menghindari makanan atau minuman yang mengandung pemanis alami terlalu tinggi.

b. Zat pemanis buatan atau sintetik. Pemanis buatan tidak dapat dicerna oleh tubuh manusia sehingga tidak berfungsi sebagai sumber energi. Oleh karena itu, orangorang yang memiliki penyakit kencing manis (diabetes melitus) biasanya mengonsumsi pemanis sintetik sebagai pengganti pemanis alami. Contoh pemanis sintetik, yaitu sakarin, natrium siklamat, magnesium siklamat, kalsium siklamat, aspartam dan dulsin. Pemanis buatan memiliki tingkat kemanisan yang lebih tinggi dibandingkan pemanis alami. Garam-garam siklamat memiliki kemanisan 30 kali lebih tinggi dibandingkan kemanisan sukrosa. Namun, kemanisan garam natrium dan kalsium dari sakarin memiliki kemanisan 800 kali dibandingkan dengan kemanisan sukrosa 10%. Walaupun pemanis buatan memiliki kelebihan dibandingkan pemanis alami, kita perlu menghindari konsumsi yang berlebihan karena dapat memberikan efek samping bagi kesehatan. Misalnya, penggunaan sakarin yang berlebihan selain akan menyebabkan rasa makanan terasa pahit juga merangsang terjadinya tumor pada bagian kandung kemih. Contoh lain, garam-garam siklamat pada proses metabolisme dalam tubuh dapat menghasilkan senyawa sikloheksamina yang bersifat karsinogenik (senyawa yang dapat menimbulkan penyakit kanker). Garam siklamat juga dapat memberikan efek samping berupa gangguan pada sistem pencernaan terutama pada pembentukan zat dalam sel.

3. Zat Pengawet

Ada sejumlah cara menjaga agar makanan dan minuman tetap layak untuk dimakan atau diminum walaupun sudah tersimpan lama. Salah satu upaya tersebut adalah dengan cara menambahkan zat aditif kelompok pengawet (zat pengawet) ke dalam makanan dan minuman. Zat pengawet adalah zatzat yang sengaja ditambahkan pada bahan makanan dan minuman agar makanan dan minuman tersebut tetap segar, bau dan rasanya tidak berubah, atau melindungi makanan dari kerusakan akibat membusuk atau terkena bakteri/ jamur. Karena penambahan zat aditif, berbagai makanan dan minuman masih dapat dikonsumsi sampai jangka waktu tertentu, mungkin seminggu, sebulan, setahun, atau bahkan beberapa tahun. Dalam makanan atau minuman yang dikemas dan dijual di toko-toko atau supermarket biasanya tercantum tanggal kadaluarsanya, tanggal yang menunjukkan sampai kapan makanan atau minuman tersebut masih dapat dikonsumsi tanpa membahayakan kesehatan. Seperti halnya zat pewarna dan pemanis, zat pengawet dapat dikelompokkan menjadi zat pengawet alami dan zat pengawet buatan.
Zat pengawet alami berasal dari alam, contohnya gula (sukrosa) yang dapat dipakai untuk mengawetkan buah-buahan (manisan) dan garam dapur yang dapat digunakan untuk mengawetkan ikan.

a. Zat pengawet sintetik atau buatan merupakan hasil sintesis dari bahan-bahan kimia. Contohnya, asam cuka dapat dipakai sebagai pengawet acar dan natrium propionat atau kalsium propionat dipakai untuk mengawetkan roti dan kue kering. Garam natrium benzoat, asam sitrat, dan asam tartrat juga biasa dipakai untuk mengawetkan makanan. Selain zat-zat tersebut, ada juga zat pengawet lain, yaitu natrium nitrat atau sendawa (NaNO3) yang berfungsi untuk menjaga agar tampilan daging tetap merah. Asam fosfat yang biasa ditambahkan pada beberapa minuman penyegar juga termasuk zat pengawet. Selain pengawet yang aman untuk dikonsumsi, juga terdapat pengawet yang tidak boleh dipergunakan untuk mengawetkan makanan. Zat pengawet yang dimaksud, di antaranya formalin yang biasa dipakai untuk mengawetkan benda-benda, seperti mayat atau binatang yang sudah mati. Pemakaian pengawet formalin untuk mengawetkan makanan, seperti bakso, ikan asin, tahu, dan makanan jenis lainnya dapat menimbulkan risiko kesehatan. Selain formalin, ada juga pengawet yang tidak boleh dipergunakan untuk mengawetkan makanan. Pengawet yang dimaksud adalah pengawet boraks. Pengawet ini bersifat desinfektan atau efektif dalam menghambat pertumbuhan mikroba penyebab membusuknya makanan serta dapat memperbaiki tekstur makanan sehingga lebih kenyal. Boraks hanya boleh dipergunakan untuk industri nonpangan, seperti dalam pembuatan gelas, industri kertas, pengawet kayu, dan keramik. Jika boraks termakan dalam kadar tertentu, dapat menimbulkan sejumlah efek samping bagi kesehatan, di antaranya:

  • gangguan pada sistem saraf, ginjal, hati, dan kulit
  • gejala pendarahan di lambung dan gangguan stimulasi saraf pusat;
  • terjadinya komplikasi pada otak dan hati; dan
  • menyebabkan kematian jika ginjal mengandung boraks sebanyak 3–6 gram.
    Walaupun tersedia zat pengawet sintetik yang digunakan sebagai zat aditif makanan, di negara maju banyak orang enggan mengonsumsi makanan yang memakai pengawet sintetik. Hal ini telah mendorong perkembangan ilmu dan teknologi pengawetan makanan dan minuman tanpa penambahan zat-zat kimia, misalnya dengan menggunakan sinar ultra violet (UV), ozon, atau pemanasan pada suhu yang sangat tinggi dalam waktu singkat sehingga makanan dapat disterilkan tanpa merusak kualitas makanan.

4.Zat Penyedap Cita Rasa

Di Indonesia terdapat begitu banyak ragam rempahrempah yang dipakai untuk meningkatkan cita rasa makanan, seperti cengkeh, pala, merica, ketumbar, cabai, laos, kunyit, bawang, dan masih banyak lagi yang lain. Melimpahnya ragam rempah-rempah ini merupakan salah satu sebab yang mendorong penjajah Belanda dan Portugis tempo dulu ingin menguasai Indonesia. Jika rempah-rempah dicampur dengan makanan saat diolah, dapat menimbulkan cita rasa tertentu pada makanan.

Selain zat penyedap cita rasa yang berasal dari alam, ada pula yang berasal dari hasil sintesis bahan kimia. Berikut ini beberapa contoh zat penyedap cita rasa hasil sintesis:
a. oktil asetat, makanan akan terasa dan beraroma seperti buah jeruk jika dicampur dengan zat penyedap ini;

b. etil butirat, akan memberikan rasa dan aroma seperti buah nanas pada makanan;
c. amil asetat, akan memberikan rasa dan aroma seperti buah pisang;
d. amil valerat, jika makanan diberi zat penyedap ini maka akan terasa dan beraroma seperti buah apel.

Selain zat penyedap rasa dan aroma, seperti yang sudah disebutkan di atas, terdapat pula zat penyedap rasa yang penggunaannya meluas dalam berbagai jenis masakan, yaitu penyedap rasa monosodium glutamat (MSG). Zat ini tidak berasa, tetapi jika sudah ditambahkan pada makanan maka akan menghasilkan rasa yang sedap. Penggunaan MSG yang berlebihan telah menyebabkan “Chinese restaurant syndrome” yaitu suatu gangguan kesehatan di mana kepala terasa pusing dan berdenyut. Bagi yang menyukai zat penyedap ini tak perlu khawatir dulu. Kecurigaan ini masih bersifat pro dan kontra. Bagi yang mencoba menghindari untuk mengonsumsinya, sudah tersedia sejumlah merk makanan yang mencantumkan label “tidak mengandung MSG” dalam kemasannya. Pada pembahasan sebelumnya, kamu sudah mempelajari tentang pengelompokan zat aditif berdasarkan fungsinya beserta contoh-contohnya. Perlu kamu ketahui bahwa suatu zat aditif dapat saja memiliki lebih dari satu fungsi. Seringkali suatu zat aditif, khususnya yang bersifat alami memiliki lebih dari satu fungsi. Contohnya, gula alami biasa dipakai sebagai zat aditif pada pembuatan daging dendeng. Gula alami tersebut tidak hanya berfungsi sebagai pemanis, tetapi juga berfungsi sebagai pengawet. Contoh lain adalah daun pandan yang dapat berfungsi sebagai pemberi warna pada makanan sekaligus memberikan rasa dan aroma khas pada makanan.

Untuk penggunaan zat-zat aditif alami, umumnya tidak terdapat batasan mengenai jumlah yang boleh dikonsumsi perharinya. Untuk zat-zat aditif sintetik, terdapat aturan penggunaannya yang telah ditetapkan sesuai Acceptable Daily Intake (ADI) atau jumlah konsumsi zat aditif selama sehari yang diperbolehkan dan aman bagi kesehatan. Jika kita mengonsumsinya melebihi ambang batas maka dapat menimbulkan risiko bagi kesehatan. Jika kita mengidentifikasi zat aditif yang dipakai dalam makanan/minuman, lihatlah kemasan pada makanan/minuman tersebut.

 

 

LAPORAN PRAKTIKUM

“PENGUJIAN KEBERADAAN VITAMIN C DALAM BUAH”

 

 

 

 

 

 

 

 

Dosen pembimbing :

Dra. Dalifa, M.Pd

Disusun Oleh :

Kelompok 4

Fanni Elisa Sibuea              (A1G010006)     

Fella Ferdialuri                            (A1G010017)

Anting Meicella                          (A1G010024)

Kurnia Fitri                                  (A1G010026)

Shinta Yolanda                            (A1G010030)

Nadi Febri Ariffiando                  (A1G010032)      

Sagita Rimbayani               (A1G010033)

 

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan

Universitas Bengkulu

2012

 

Praktikum Uji Vitamin C pada Sari Buah

 

  1. A.    TUJUAN
  2. Menjelaskan kegunaan larutan iodium dalam pengujian vitamin c
  3. Menentukan keberadaan vitamin C dalam berbagai buah.

 

  1. B.     ALAT DAN BAHAN
    1. Tabung reaksi
    2. Pipet tetes
    3. Rak tabung reaksi
    4. Plastik
    5. Beker gelas
    6. Tablet vitamin c
    7. Larutan iodium/larutan lugol
    8. Asam sitrat
    9. Air kelapa
    10. Jeruk nipis
    11. Jambu air
    12. Duku
    13. Mangga
    14. Tomat
    15. Fruitamin
    16. Jeruk manis

 

  1. C.    LANGKAH KERA
    1. Campurkan 20 tetes iodium dengan air sebanyak 1 sendok makan( larutan akan bewarna kekuning-kuningan ). Buat sebanyak sari buah yang mau di uji di tambah satu untuk di uji dengan vitamin C.
    2. Haluskan tablet vitamin C menjadi bubuk, masukkan ½ dari bubuk tadi kedalam gelas yang telah diisi air sebanyak 4 sendok makan. Aduk hingga bubuk vitamin C melarut sempurna.
    3. Buatlah sari buah dari buah yang akan di uji dengan cara memeras buah tersebut dan tempatkan di dalam wadah yang berbeda.
    4. Teteskan larutan iodium pada vitamin C sehingga larutan bewarna bening. Hitunglah jumlsh tetes larutan yang digunakan.
    5. Selanjutnya, tetesi sari buah yang pertama sebanyak tetesan iodium kedalam larutan vitamin C. ( ulangi poin ini untuk sari buah yang lainnya.
    6. Catat hasil pengujian pada tabel.

 

  1. D.    HASIL PENGAMATAN

Tabel uji vitamin C pada buah

 

 

                                Warna larutan iodium Keterangan

Sebelum ditetesi

          Setelah ditetesi

Vitamin C

Kuning

Bening

+

Sari tomat

Merah

Bening

+

Sari jeruk nipis

putih

Bening

+

Air kelapa

Putih keruh

Bening

+

Sari jambu air

pink

Bening

+

Asam sitrat

putih

Bening

+

Fruitamin

Merah

keruh

Sari mangga

Kuning

Bening

+

Sari duku

Putih keruh

keruh

        Sari jeruk manis

Kuning

Bening

+

 

 

E.PEMBAHASAN

 

 

Vitamin C (asam askorbat) banyak memberikan manfaat bagi kesehatan tubuh kita. Di dalam tubuh, vitamin C juga berperan sebagai senyawa pembentuk kolagen yang merupakan protein penting penyusun jaringan kulit, sendi, tulang, dan jaringan penyokong lainnya.

Vitamin C merupakan senyawa antioksidan alami yang dapat menangkal berbagai radikal bebas dari polusi di sekitar lingkungan kita. Terkait dengan sifatnya yang mampu menangkal radikal bebas, vitamin C dapat membantu menurunkan laju mutasi dalam tubuh sehingga risiko timbulnya berbagai penyakit degenaratif, seperti kanker, dapat diturunkan. Selain itu, vitamin C berperan dalam menjaga bentuk dan struktur dari berbagai jaringan di dalam tubuh, seperti otot. Vitamin ini juga berperan dalam penutupan luka saat terjadi pendarahan dan memberikan perlindungan lebih dari infeksi mikroorganisme patogen. Melalui mekanisme inilah vitamin C berperan dalam menjaga kebugaran tubuh dan membantu mencegah berbagai jenis penyakit. Defisiensi vitamin C juga dapat menyebabkan gusi berdarah dan nyeri pada persendian. Akumulasi vitamin C yang berlebihan di dalam tubuh dapat menyebabkan batu ginjal, gangguan saluran pencernaan, dan rusaknya sel darah merah.

Vitamin C adalah salah satu jenis vitamin yang larut dalam air dan memiliki peranan penting dalam menangkal berbagai penyakit.

Vitamin ini juga dikenal dengan nama kimia dari bentuk utamanya yaitu asam askorbat. Vitamin C termasuk golongan vitamin antioksidan yang mampu menangkal berbagai radikal bebas ekstraselular. Beberapa karakteristiknya antara lain sangat mudah teroksidasi oleh panas, cahaya, dan logam. Buah-buahan, seperti jeruk, merupakan sumber utama vitamin ini.[3]

Vitamin C berhasil diisolasi untuk pertama kalinya pada tahun 1928 dan pada tahun 1932 ditemukan bahwa vitamin ini merupakan agen yang dapat mencegah sariawan.[rujukan?] Albert Szent-Györgyi menerima penghargaan Nobel dalam Fisiologi atau Kedokteran pada tahun 1937 untuk penemuan ini. Selama ini vitamin C atau asam askorbat dikenal perananny dalam menjaga dan memperkuat imunitas terhadap infeksi.[3] Pada beberapa penelitian lanjutan ternyata vitamin C juga telah terbukti berperan penting dalam meningkatkan kerja otak. Dua peneliti di Texas Woman’s University menemukan bahwa murid SMTP yang tingkat vitamin C-nya dalam darah lebih tinggi ternyata menghasilkan tes IQ lebih baik daripada yang jumlah vitamin C-nya lebih rendah.

 

Peranan vitamin C dalam tubuh

Vitamin C diperlukan untuk menjaga struktur kolagen, yaitu sejenis protein yang menghubungkan semua jaringan serabut, kulit, urat, tulang rawan, dan jaringan lain di tubuh manusia. Struktur kolagen yang baik dapat menyembuhkan patah tulang, memar, pendarahan kecil, dan luka ringan.

 

Vitamin c juga berperan penting dalam membantu penyerapan zat besi dan mempertajam kesadaran. Sebagai antioksidan, vitamin c mampu menetralkan radikal bebas di seluruh tubuh. Melalui pengaruh pencahar, vitamini ini juga dapat meningkatkan pembuangan feses atau kotoran. Vitamin C juga mampu menangkal nitrit penyebab kanker. Penelitian di Institut Teknologi Massachusetts menemukan, pembentukan nitrosamin (hasil akhir pencernaan bahan makanan yang mengandung nitrit) dalam tubuh sejumlah mahasiswa yang diberi vitamin C berkurang sampai 81%.

Hipoaskorbemia (defisiensi asam askorbat) bisa berakibat keadaan pecah-pecah di lidah scorbut, baik di mulut maupun perut, kulit kasar, gusi tidak sehat sehingga gigi mudah goyah dan lepas, perdarahan di bawah kulit (sekitar mata dan gusi), cepat lelah, otot lemah dan depresi. Di samping itu, asam askorbat juga berkorelasi dengan masalah kesehatan lain, seperti kolestrol tinggi, sakit jantung, artritis (radang sendi), dan pilek.

 

Konsumsi

Kebutuhan vitamin C memang berbeda-beda bagi setiap orang, tergantung pada kebiasaan hidup masing-masing.[6] Pada remaja, kebiasaan yang berpengaruh di antaranya adalah merokok, minum kopi, atau minuman beralkohol, konsumsi obat tertentu seperti obat antikejang, antibiotik tetrasiklin, antiartritis, obat tidur, dan kontrasepsi oral. Kebiasaan merokok menghilangkan 25% vitamin C dalam darah. Selain nikotin senyawa lain yang berdampak sama buruknya adalah kafein. Selain itu stres, demam, infeksi, dan berolahraga juga meningkatkan kebutuhan vitamin C.

Pemenuhan kebutuhan vitamin C bisa diperoleh dengan mengonsumsi beraneka buah dan sayur seperti jeruk, tomat, arbei, stroberi, asparagus, kol, susu, mentega, kentang, ikan, dan hati..

 

 

 

 

 

 

F. KESIMPULAN

Dari sampel buah yang diteliti dapat disimpulkan bahwa tidak semua zat/larutan yang mempunyai rasa asam mengandung vitamin C, contohnya larutan cuka, bersifat asam namun tidak mengandung vitamin C.

 

G.DAFTAR RUJUKAN

  1. Davies MB, Austin J, Partridge DA. 1991. Vitamin C: Its Chemistry and Biochemistry. Hal : 97-100. The Royal Society of Chemistry: Cambridge.
  2. Kim DO, Lee KW, Lee HJ, Lee CY. 2002. Vitamin C equivalent antioxidant capacity (VCEAC) of phenolic phytochemicals. J Agric Food Chem 50(13):3713–17.
  3. Gyorgi AS. 1931. Vitamin C, Muscles, and WWII. Szeged: 1931-47.
  4. Bednar C, Kies C. 1994. Nitrate and vitamin C from fruits and vegetables: Impact of intake variations on nitrate and nitrite excretions of humans. Plant Foods Hum Nutr 45:71-80
  5. Naidu KA. 2003. Vitamin C in human health and disease is still mistery? An Overview. J Nutr 2:7

 

 

 

 

 

LAPORAN PRAKTIKUM

“BENARKAH TUMBUHAN MELAKUKAN FOTOSINTESIS”

 

 

 

 

 

 

 

 

Dosen pembimbing :

Dra. Dalifa, M.Pd

Disusun Oleh :

Kelompok 4

Fanni Elisa Sibuea              (A1G010006)     

Fella Ferdialuri                            (A1G010017)

Anting Meicella                          (A1G010024)

Kurnia Fitri                                  (A1G010026)

Shinta Yolanda                            (A1G010030)

Nadi Febri Ariffiando                  (A1G010032)      

Sagita Rimbayani               (A1G010033)

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan

Universitas Bengkulu

2012

 

“HIDRILA”

Kompetensi  Dasar

2.1 Mengidentifikasi cara tumbuhan hijau membuat makanan

Indikator

Siswa dapat :

  1. 1.        Membuktikan bahwa fotosintesis menghasilkan gas;
  2. 2.      Mengamati bahwa cahaya langsung mempengaruhi jumlah gas yang dihasilkan.

 

Alat dan Bahan

  1. 1.        Gelas bening 2 buah
  2. 2.      Tabung reaksi 2 buah
  3. 3.      Corong bening 2 buah
  4. 4.      Air
  5. 5.      Tumbuhan air, misalnya hydrila
  6. 6.      Plastik transparan (lubang disesuaikan dengan ukuran gelas bening)
  7. 7.       Jam berjarum detik

 

Prosedur/ Langkah Kerja

  1. 1.        Buatlah lubang pada plastik transparan yang besarnya disesuaikan dengan ukuran gelas
  2. 2.      Buatlah dua set rangkain alat yang setiap set terdiri dari gelas bening yang berisi air, hydrila, dan tabung reaksi penuh air . pastikan jumlah dan panjang hydrila pada setiap gelas selalu sama dan masukkan ke dalam corong.
  3. 3.      Letakkanlah kedua rangkaian tersebut ditempat yang berbeda, satu di dalam kelas, dan lainnya diluar kelas yang terkena cahaya matahari langsung !
  4. 4.      Hitunglah gelembung udara yang keluar dari tumbuhan hydrila, dan bandingkan jumlah gelembung gas yang di hasilkan tumbuhan hydrila yang berada di dalam kelas dengan yang terkena cahaya matahari langsung!

Hasil Percobaan

Waktu pengamatan

Jumlah gelembung            1 menit

Keadaan cuaca

keterangan

Pagi 10:53 73 panas Kecil
Siang 12:23 115 Panas Terik Kecil
Sore 16:34 7 Hujan Kecil
malam 18.00 Tidak ada   Tidak ada cahaya

 

Penjelasan

Cahaya matahari langsung intensitasnya lebih tinggi dari pada yang tidak langsung. Hal ini akan mempengaruhi jumlah gelembung gas yang di hasilkan pada fotosintesis tumbuhan hydrila. Kegiatan fotosintesis dapat diukur dengan menghitung jumlah gelembung gas yang dihasilkan dari bagian tumbuhan. Dari pengukuran banyaknya gas yang dihasilkan akan terlihat bahwa laju produksi gas meningkat bila intensitas cahaya meningkat.

 

Gelembung gas yang dihasilkan pada peristiwa fotosintesis adalah oksigen. Selain cahaya matahari, cahaya lampu dan cahaya dengan warna tertentu dapat meransang di hasilkanya gelembung gas. Warna merah dan nila dari cahaya lampu dapat mempercepat penghasilan gas. Oleh karena itu, umumnya aquarium dilengkapi dengan lampu ungu agar tumbuhan didalamnya menghasilkan gelembung gas.

 

Kesimpulan

Dari hasil pengamatan yang dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

  • Fotosintesis adalah proses pembentukan bahan organic (gula dan karbohidrat) dari zat-zat anorganik (air dan karbon dioksida) dengan bantuan cahaya matahari. Tumbuhan hijau mampu melakukan proses fotosintesis karena memiliki klorofil (zat hijau daun).
  • Laju fotosintesis dipengaruhi oleh beberapa factor, terutama konsentrasi (kadar)m karbon dioksida, intensitas cahaya, dan suhu.
  • Selain menghasilkan zat-zat makanan, fotosintesis juga menghasilkan oksigen.
  • Zat hijau daun (klorofil) berperan dalam mengubah tenaga radiasi matahari menjadi tenaga kima melalui proses fotosintesis sehingga

menghasilkan energi.

Pada percobaan tentang proses fotosintesis, Hydrilla verticillata dengan panjang yang telah ditentukan dimasukkan ke dalam corong kaca yang ditutup dengan tabung reaksi dan kemudian ke dalam beaker glass yang berisi air sampai penuh, apabila dilakukan perlakuan dengan memberikan cahaya pada Hydrilla verticillata tersebut akan menghasilkan gelembung udara yang banyak, sedangkan apabila diberi perlakuan dengan ditempatkan pada tempat yang tidak terdapat cahaya dengan lama pengamatan yang sama, maka Hydrilla verticillata yang direndam akan mengeluarkan gelembung udara dalam jumlah yang relatif sangat sedikit. Dalam hal ini penambahan larutan NaHCO3 dimaksudkan untuk menambah kandungan CO2 yang terdapat dalam air, dengan persamaan reaksi sebagai berikut :

NaHCO3 + H2O NaOH + CO2 + H2O

Dari kedua tabel, dapat dilihat perbandingan banyak gelembung gas yang timbul. Percobaan yang ditambah larutn NaHCO3 ternyata dapat mempercepat laju fotosintesis. Fungsi larutan NaHCO3 disini sebagai katalis dalam reaksi fotosintesis.

Faktor-faktor yang mempengaruhi fotosintesis

1. Ketersediaan air

Kekurangan air menyebabkan daun layu dan stomata menutup, akibatnya penyerapan karbondioksida terhambat sehingga laju fotosintesis menurun.

2. Intensitas cahaya

Makin tinggi intensitas cahaya makin banyak energi yang terbentuk, sehingga mempercepat fotosintesis. Namun, intensitas cahaya yang terlalu tinggi akan merusak klorofil dan mengurangi kecepatan fotosintesis.

3. Konsentrasi karbondioksida (CO2)

Semakin tinggi konsentrasi CO2 semakin meningkatkan laju fotosintesis.
Semua faktor tersebut mempengaruhi fotosintesis, yang paling membatasi hanyalah faktor ketersediaan air. Perbedaan warna antara daun yang tertutup kertas karbon dengan bgian daun yang terbuka yaitu pada daun yang tidak ditutupi karbon akan tampak warna biru kehitam-hitaman yang menandai bahwa pada daun telah terjadi proses fotosintesis. Hal ini disebabkan karena kertas karbon mempunyai sifat memantulkan cahaya matahari sehingga fotosintesis tidak dpat berlangsung. Berbeda dengan daun yang tidak mendapat perlakuan, akan tampak bercak-bercak ungu kehitam-hitaman yang menandakan ada amilum.

Pada daun yang ditutupi oleh kertas karbon masih dapat melakukan respirasi dan transpirasi walaupun tidak mendapat sinar matahari yang cukup, hal ini jelas terlihat adanya amilum pada daun dengan jumlah yng sedikit. Namun pada daun yang tidak mendapat perlakuan terdapat banyak amilum sebagai tanda melakukan proses fotosintesis.

Dari perbedaan warna yang terjadi atas perbedaan perlakuan menunjukkan bagian daun yang berbeda warna disebabkan oleh faktor kurangnya cahaya matahari, sehingga daun tersebut tidak dapat melaksanakan fungsi fisiologisnya secara sempurna. Dengan kata lain, secara umum fotosintesis hanya dapat berlangsung jika ada cahaya matahari yang cukup mengenai permukaan daun yang ditandai dengan adanya amilum pada daun.

Menguji ada tidaknya amilum yang terdapat pada daun dilakukan dengan merebus daun pada air mendidih 30 selama±menit, hal ini dilakukan agar sel dalam daun mati dan menjadikan sel-sel daun lebih permeabel terhadap iodium atau JKJ. Memasukkan daun dalam alkohol bertujuan untuk melarutkan klorofil dan menjadikan amilum lebih mudah bereaksi dengan larutan JKJ. Setelah itu meletakkan daun pada cawan untuk ditetetsi permukaan daun dengan larutan lugol/iodium sampai merata. Perlakuan ini membuat daun menjadi berwarna biru kehitam-hitaman yang menunjukkan adanya amilum dalam jaringan daun.

Proses pembentukan karbohidrat pada fotosintesis, daun yang diberi perlakuan dengan dipanaskan pada air mendidih kemudian dimasukkan dalam alkohol panas mengakibatkan pigmen daun jadi luntur. Daun yang semula berwarna hijau tua berubah menjadi hijau muda. Hal ini dimaksudkan agar ada tidaknya amilum pada daun dapat terlihat dengan jelas pada saat daun tersebut dicuci dengan larutan JKJ. Perebusan dilakukan agar sel dalam daun mati dan menjadikan sel-sel daun lebih permeabel terhadap larutan JKJ. Memasukkan daun dalam alkohol bertujuan untuk melarutkan klorofil dan menjadikan amilum lebih mudah bereaksi dengan larutan JKJ. Setelah itu meletakkan daun pada cawan untuk ditetetsi permukaan daun dengan larutan lugol/iodium sampai merata. Perlakuan ini membuat daun menjadi berwarna biru kehitam-hitaman yang menunjukkan adanya amilum dalam jaringan daun. Larutan JKJ disini berfungsi untuk memberikan warna pada daun agar dapat dibedakan bagian daun yang mengandung amilum dan tidak. Setelah dimasukkan dalam larutan JKJ, daun yang telah ditutup sebelumnya berwarna agak kebiru-tuaan disekitar pinggir – pinggirnya dan di bagian – bagian yang tidak ditutupi lainnya, sedangkan bagian tengahnya atau bagian yang ditutupi berwarna sedikit lebih cerah. Hal ini disebabkan karena pada bagian yang ditutup tidak terjadi proses fotosintesis, sehingga dibagian tersebut tidak terdapat amilum yang ditunjukkan oleh warna biru tua kehitaman. Sedangkan pada daun yang tidak ditutup warna biru tua kehitamannya akan merata diseluruh bagiannya, karena pada seluruh bagian permukaan daun terjadi proses fotosintesis.

LAPORAN PRAKTIKUM

BENARKAH TUMBUHAN MENGHASILKAN ZAT TEPUNG

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Dosen pembimbing :

Dra. Dalifa, M.Pd

Disusun Oleh :

Kelompok 4

Fanni Elisa Sibuea              (A1G010006)     

Fella Ferdialuri                            (A1G010017)

Anting Meicella                           (A1G010024)

Kurnia Fitri                                    (A1G010026)

Shinta Yolanda                            (A1G010030)

Nadi Febri Ariffiando                  (A1G010032)      

Sagita Rimbayani               (A1G010033)

 

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan

Universitas Bengkulu

2012

Praktek fotosintesis pada daun bayam

Pembelajaran ini dapat kita jumpai pada pelajaran anak SD kelas 5 semester 1 yaitu Mengidentifikasi cara Tumbuhan Hijau Membuat Makanannya sendiri. Tujuannya agar siswa dapat menunjukkan bahwa zat tepung akan terbentuk di daun yang berwarna hijau dengan bantuan sinar matahari.

Saran Penerapan dalam Pembelajaran

Percobaan ini dilakukan sebagai kegiatan inti pada pembelajaran siswa tentang “Tumbuhan Hijau Memerlukan Bntuan Cahaya”

Alat dan Bahan

  1. Daun tipis yang masih menempel pada tumbuhannya, contohnya bayam
  2. Kertas karbon atau kertas aluminium
  3. Penjepit kertas atau isolasi
  4. Alkohol 40%
  5. Larutan iodium atau lugol
  6. Spiritus
  7. Gelas piala/gelas kimia
  8. Pembakar spiritus
  9. Pipet
  10. Pinset
  11. Air
  12. Jembatan pembakar
  13. Korek api
  14. Gunting
  15. Piring kecil/cawan petri
  16. Panci aluminium kecil/tabung erlemeyer.

Prosedur/Langkah kerja

 

  1. Pada hari pertama (sekurang-kurangnya dua hari sebelum praktik) pilihlah daun yang terkena cahaya matahari. Tutuplah secara melingkar seluruh permukaan daun pada sore atau malam hari dengan kertas karbon atau kertas aluminium. Biarka daun tersebut melakukan fotosintesis selama hari kedua.
  2. Petiklah daun tersebut pada siang hari di hari ketiga menjelang digunakan untuk praktik dan petik juga satu helai daun yang tidak terbungkus oleh kertas karbon atau kertas aluminium.
  3. Rebuslah kedua daun tersebut dengan air sampai layu yang menandakan sel-sel sudah mati dan tidak berfungsi lagi. Pada sel-sel yang sudah mati alkohol dan iodium atau lugol lebih mudah menembus daun.
  4. Isilah gelas kimia/tabung reaksi dengan alkohol. Masukkan daun yang telah direbus ke dalam gelas tersebut!
  5. Masukkan gelas kimia/tabung reaksi yang berisi alkohol dan daun rebusan tersebut ke dalam panci/tabung erlemeyer yang berisi air. Didihkan alkohol tersebut sampai daun terlihat pucat dan alkoholnya berwarna hijau. Tujuannya adalah untuk melarutkan klorofil agar lebih mudah bereaksi dengan iodium atau lugol.
  6. Setelah daun berwarna pucat, ambillah daun dan celupkan kedalam air mendidih, agar daun bersih dari alkohol dan kaku.
  7. Letekkan daun di dalam piring/cawan petri kemudian tetesi dengan iodium/lugol secara merata. Tujuannya adalah untuk menguji apakah di dalam daun tersebut terdapat zat tepung atau tidak! Zat tepung bila diberi alkohol akan terbentuk iodamilum yang berwarna biru sampai hitam.

 

Pertanyaan

1)      Mengapa permukaan daun harus ditutup dengan karbon sebelum percobaan dilakukan?

2)      Setelah ditetesi larutan iodium/lugol, bagaimana perbedaan bagian daun yang tidak ditutupi kertas karbon/aluminium dengan bagian daun yang ditutupi kertas karbon/aluminium.

3)      Pada bagian daun manakah zat tepung terbentuk?

4)      Apa fungsi cahaya pada percobaan ini?

 

Penjelasan

Energi dari sinar matahari digunakan untuk mengubah karbondioksida dan air menjadi glukosa dan oksigen. Proses ini kemudian dikenal dengan nama fotosintesis. Secara singkat, proses fotosintesis dapat di lihat pada diagram berikut ini.

 

Cahaya Matahari

Air + Karbondioksida                                      glukosa + Oksigen

Klorofil

Fotosintesis terjadi pada bagian tumbuhan yang berklorofil (paling banyak terdapat pada daun). Dengan bantuan cahaya matahari sebagia sumber energi, karbondiokisida dari udara yang di tangkap oleh klorofil, dan air dari tanah, akan membentuk gula yang disalurkan ke bagian tubuh untuk digunakan atau disimpan, misalnya dalam bentuk zat tepung. Pada daun yang ditutup, tidak mendapat sinar, tidak terjadi proses fotosintesis, karena itu tidak terdapat zat tepung. Hal ini dibuktikan dengan daun yang tidak berwarna hitam/biru.

Jadi ketika daun diberi iodium/lugol terjadi perubahan warna. Daun yang terkena cahaya matahari dan ditetesi iodium/lugol, akan berwarna biru kehitaman. Bagian daun yang tertutup (tidak terkena cahaya) akan berwarna coklat (seperti warna iodium/lugol).

Iodium/lugol merupakan indikator untuk menentukan adanya kandungan zat tepung di dalam daun. Jika iodium bereaksi dengan zat tepung (amilum), akan membentuk iodamilum yang berwarna biru kehitaman.

Daun bougenville, daun singkong, dan daun belimbing merupakan daun yang tipis, dan lapisan lilinnya pun tipis sehingga perubahnnya cepat terlihat.

 

Proses kegiatan praktikum

 

Keterangan:

  • Gambar 1.a seorang teman menghidupkan Pembakar spiritus untuk memanaskan tabung erlemeyer yang berisi air nantinya.
  • Gambar 1.b setelah hidup apinya, maka letakkan tabung erlemeyer di atas tungku.
  • Gambar 1.c tunggu lah beberapa saat hingga mendidih, agar cepat mendidih pada gambar tabung erlemeyer ditutup dengan menggunakan aluminium.
  • Gambar 1.d setelah mendidih masukkan bayam ke dalam tabung erlemeyer tersebut. Pada gambar, bayam yang di masukkan ke dalam tabung erlemeyer adalah bayam yang telah di gunting sebagian agar tidak terlalu besar pada saat berada di dalam tabung erlemeyer.
  • Gambar 1.e setelah itu tunggu beberapa saat hingga bayam benar-benar layu yang menandakan sel-sel sudah mati dan tidak berfungsi lagi.
  • Gambar 1.f jika bayam telah layu siapkan tabung reaksi untuk bayam tersebut.
  • Gambar 1.g ambil bayam dari tabung erlemeyer
  • Gambar 1.h kemudian bayam tersebut masukkankan ke dalam tabung reaksi.
  • Gambar 1.i bayam berada dalam tabung reaksi yang ditambahkan juga dengan alcohol 40%.
  • Gambar 1.j masukkan tabung reaksi ke dalm tabung erlemeyer yang terjerang di atas tunggu.

Gambar 1.k tunggu beberapa saat sampai daun terlihat pucat dan alkohol berwarna hijau.

Gambar 1.l Setelah daun berwarna pucat, ambillah daun dan celupkan kedalam air mendidih, agar daun bersih dari alkohol dan kaku.

Gambar 1.m kemudian letakkan daun bayam pada cawan petri dan siapkan juga pipet atau sedotan untuk mengambil cairan iodium/lugool.

Gambar 1.n teteskan daun bayam dengan cairan iodium/lugol tersebut.

Gambar 1.o perhatikan antara daun bayam yang satu dengan yang lainnya.

Gambar 1.p daun bayam yang dibungkus dengan kertas kabon/aluminium dan kemudian ditetesi dengan cairan iodium/lugol.

Gambar 1.q daun bayam yang terkena sinar matahari dan tidak di bungkus dengan kertas kabon/aluminium dan kemudian ditetesi dengan cairan iodium/lugol.

 

KEGIATAN 3. SEL

Konsep dasar ipa 2

Dosen Pengampu:
Dra. Dalifa, M.Pd

Disususn Oleh:

1.    Fanni Elisa Sibuea        (A1G010006)
2.    Fella Ferdialuri        (A1G010017)
3.    Anting Meicella        (A1G010024)
4.    Kurnia Fitri            (A1G010026)
5.    Shinta Yolanda        (A1G010030)
6.    Nady Febry Ariffiando    (A1G010032)
7.    Sagita Rimbayani        (A1G010033)

Tingkat III A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS BENGKULU

2011

KEGIATAN 3
SEL

A.    Tujuan
1.    Mahasiswa dapat membedakan sel hidup dengan sel mati
2.    Mahasiswa dapat mengenali organela-organela sel.
3.    Mahasiswa dapat membedakan sel hewan dengan sel tumbuhan.

B.    Landasan Teori
Sel merupakan unit organisasi terkecil yang menjadi dasar kehdupan. Semua fungsi kehidupan diatur dan berlangsung di dalam sel. Oleh karena itu, sel dapat berfungsi secara autonom asalkan seluruh kebutuhan hidupnya terpenuhi.
Semua organisme selular terbaagi ke dalam dua golongan besar berdasarkan arsitektur basal dari selnya, yaitu organisme prokariota dan organism eukariota. Organism prokaito tidak memiliki inti sel dan mempunyai organisai internal sel yang relative lebih sederhana. Prokariota terbagi menjadi dua kelompok yang besar: eubakteria yang meliputi hampir seluruh jenis bakteri, dan archaea, kelompok prokariota yang sangat mirip dengan bakteri dan berkembang-biak di lingkungan yang ekstrem seperti sumber air panas yang bersifat asam atau air yang mengandung kadar garam yang sangat tinggi. Genom prokariota terdiri dari kromosom tunggal yang melingkar, tanpa organisasi DNA.
Organisme eukariota memiliki organisasi intraselular yang jauh lebih kompleks, antara lain dengan membran internal, organela yang memiliki membran tersendiri seperti inti sel dan sitoskeleton yang sangat terstruktur. Sel eukariota memilki beberapa kromosom linear di dalam nuklei, di dalamnya terdapat sederet molekul DNA yanga sangat panjang yang terbagi dalam paket-paket yang dipisahkan oleh histon dan protein yang lain.
Hewan tingkat tinggi tergolong ke dalam organism eukariota. Sel pada hewan memilki beberapa organela yang dipisah oleh membrane, yaitu: reticulum endolpasma, mitokondria, ribosom, lisosom.
Tumbuhan juga tergolong ke dalam  organism eukariota. Namun, sel tumbuhan sedikit berbeda dengan sel hewan. Sel tumbuhan memiliki dinding sel dan organela untuk fotosintesis, kloroplast.

C.    Alat Dan Bahan
•    Mikroskop
•    Cutter/silet
•    Kaca preparat
•    Kaca penutup                                                                                                                                                                                                                                        •    Tusuk gigi
•    Metilin blue
•    Gabus singkong
•    Bawang meraH

 

D.    Langkah Kerja
Kegiatan I mengamati sayatan gabus singkong
•    Sayatlah gabus singkong setipis mungkin secara melintang
•    Letakkan sayatan pada kaca praparat
•    Tetesi sayatan  dengan metilin blue
•    Tutup sayatan dengan kaca penutup
•    Letakkan preparat di bawah mikroskop
•    Amati preparat melalui mikroskop
•    Gambarlah hasil pengamatanmu

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Kegiatan II mengamati epidermis bawang merah
•    Ambilah satu suing bawang merah
•    Kelupaslah lapisan terluar bawang merah setipis mungkin
•    Letakkan lapisan pada kaca praparat
•    Tetesi lapisan  dengan metilin blue
•    Tutup lapisan dengan kaca penutup
•    Letakkan preparat di bawah mikroskop
•    Amati preparat melalui mikroskop
•    Gambarlah hasil pengamatanmu
•    Sebutkan bagian-bagian yang nampak pada preparat

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Kegiatan III mengamati epidermis mulut
•    Goreskan tusuk gigi pada pipi bagian dalam mulutmu
•    Letakkan lapisan pada kaca praparat
•    Tetesi lapisan  dengan metilin blue
•    Tutup lapisan dengan kaca penutup
•    Letakkan preparat di bawah mikroskop
•    Amati preparat melalui mikroskop
•    Gambarlah hasil pengamatanmu
•    Sebutkan bagian-bagian yang nampak pada preparat

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Kegiatan IV mengamati penampang melintang batang dikotil dan monokotil
Batang di kotil
Epidermis
Terdiri atas selaput sel yang tersusun rapat, tidak mempunyai ruang anatar sel. Fungsi epidermis untuk melindungi jaringan di bawahnya. Pada batang yang mengalami pertumbuhan sekunder, lapisan epidermis digantikan oleh lapisan gabus yang dibentuk dari cambium gabus.
Korteks
Korteks batang disebut juga kulit pertama, terdiri dari beberapa lapisan sel, yang dekat dengan lapisan epidermis tersusun atas jaringan kolenkim, makin kek dalam tersusun atas jaringan parenkim.
Endoidermis
Endodermis batang disebut juga kulit dalam, tersusun atas selapis sel, merupakan lapisan pemisah antara korteks dengan stele. Endodermis tumbuhan Anguiospermae mengandung zat tepung, tetapi tidak terdapat pada endodermis tumbuhan Gymnospermae.
Stele/ silender pusat
Merupakan lapisan terdalam dari batang. Lapis terluar dari stele disebut perisikel atau perikambuim. Ikatan pembuluh pada stele disebut tipe kolateral yang artinya xylem dan floem. Letak saling bersisian, xylem di sebelah dalam dan floem di sebelah lluar.
Antara xylem dan floem terdapat cambium intravasikuler, pada perkembnagan selanjutnya jaringan parenkim yang terdapat di antara berkas pembuluh angkut juga berubah menjadi cambium, yang disebut cambium intersikuler.

Batang Monokotil
Pada batang monokotil, epidermis terdiri dari satu lapis sel, batas antara korteks dan stelem umumnya tidak jelas. Pada stele monokotil terdapatr ikatan pembuluh yang menyebar dan bertipe kolatewral tertutup yang artinya di antara xylem dan floem tidak ditemukan cambium. Tidak adanya cambium pada monokotil menyebabkan batang monokotil tidak dapat tumbuh membesar, dengan perkataan lain tidak terjadi pertumbuhan menebal sekunder.
Alat Dan Bahan
•    Tanaman jagung
•    Tanaman kacang tanah
•    Mikroskop
•    Cutter/silet    •    Kaca preparat
•    Kaca penutup
•    Metilin blue

Langkah Kerja
Kegiatan mengamati tanaman jagung
•    Ambilah tanaman jagung
•    Sayatlah batang jagung setipis mungkin secara melintang
•    Letakkan sayatan pada satu kaca praparat tersendiri
•    Tetesi setiap sayatan dengan metilin blue
•    Tutup setiap sayatan dengan kaca penutup
•    Letakkan preparat di bawah mikroskop
•    Amati preparat melalui mikroskop
•    Gambarlah hasil pengamatanmu pada setiap sayatan

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Kegiatan mengamati tanaman kacang tanah
•    Ambilah tanaman kacang tanah
•    Sayatlah batang kacanhg tanah setipis mungkin secara melintang
•    Letakkan sayatan pada satu kaca praparat tersendiri
•    Tetesi setiap sayatan dengan metilin blue
•    Tutup setiap sayatan dengan kaca penutup
•    Letakkan preparat di bawah mikroskop
•    Amati preparat melalui mikroskop
•    Gambarlah hasil pengamatanmu pada setiap sayatan

 

 

 

                                                                                                                    Konsep Dasar Ipa 2

Dosen Pengampu:
Dra. Dalifa, M.Pd

Disususn Oleh:

1.    Fanni Elisa Sibuea        (A1G010006)
2.    Fella Ferdialuri             (A1G010017)
3.    Anting Meicella             (A1G010024)
4.    Kurnia Fitri                    (A1G010026)
5.    Shinta Yolanda              (A1G010030)
6.    Nady Febry Ariffiando (A1G010032)
7.    Sagita Rimbayani          (A1G010033)

Tingkat III A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS BENGKULU

2011

KEGIATAN 2
MIKROSKOP

A.    Tujuan
1.    Mahasiswa dapat mengenali komponen-komponen mikroskop
2.    Mahasiswa dapat menggunakan mikroskop

B.    Landasan Teori
Mikroskop merupakan salah satu alat penting dalam kegiatan praktikum biologi di sekolah. Mikroskop berfungsi untuk melihat benda-benda atau organisme yang berukuran sangat kecil. Jenis mikroskop yang banyak digunakan di sekolah adalah Mikroskop Monokuler. Seiring dengan kemajuan ilmu dan teknologi, jenis miskroskop dan kemampuan memperbesar benda juga semakin maju. Ada beberapa mikroskop yang kita kenal, yaitu; Mikroskop Sederhana, Mikroskop Monokuler, Mikroskop Fase Kontras, Mikroskop Elektron.

Dari berbagai mikroskop itu mikroskop elektron yang memiliki perbesaran paling tinggi, dapat memperbesar benda sampai 500.000 kali. Mikroskop ini menggunakan elektron sebagai ganti cahaya pada mikroskop cahaya.
Satuan yang biasanya digunakan pada objek yang dilihat melalui mikroskop adalah Mikron (1 milimeter = 1000 mikron). Perbesaran total didapat dari hasil perkalian perbesaran lensa objektif dengan lensa okuler. Misalnya: Pengamatan menggunakan lensa dengan perbesaran 40 kali dan lensa okuler perbesaran 10 kali maka perbesaran total adalah = 10 x 40 = 400 kali ukuran semula.

Bagian-bagian Mikroskop

•    Lensa okuler
•    Tabung Mikroskop
•    Tombol pengatur fokus kasar/ sekrup pengarah kasar
•    Tombol pengatur fokus halus/ sekrup pengarah halus
•    Revolver
•    Lensa Objektif
•    Lengan Mikroskop
•    Meja Preparat
•    Penjepit Objek Glass
•    Kondensor
•    Diafragma
•    Reflektor/cermin
•    Kaki Mikroskop

Fungsi Bagian-bagian Mikroskop
1.    Lensa Okuler
Untuk memperbesar benda yang dibentuk oleh lensa objektif
2.    Tabung Mikroskop
Untuk mengatur fokus, dapat dinaikan dan diturunkan
3.    Tombol pengatur fokus kasar
Untuk mencari fokus bayangan objek secara cepat, sehingga tabung mikroskop turun naik dengan cepat
4.    Tombol pengatur fokus halus
Untuk memfokus bayangan objek secara lambat, sehingga tabung mikroskop turun naik dengan cepat
5.    Revolver
Untuk memilih lensa objektif yang akan digunakan
6.    Lensa Objektif
Untuk menentukan bayangan objektif serta memperbesar benda yang diamati. Umumnya ada 3 lensa objektif dengan penbesaran 4x, 10x, dan 40x.
7.    Lengan Mikroskop
Untuk pegangan saat membawa mikroskop
8.    Meja Preparat
Untuk meletakan objek (benda) yang akan diamati
9.    Penjepit Objek Glass
Untuk menjepit preparat di atas meja preparat agar preparat tidak bergeser
10.    Kondensor
Merupakan lensa tambahan yang berfungsi untuk mengumpulkan cahaya yang masuk dalam mikroskop
11.    Diafragma
Berupa lubang-lubang yang ukurannya dari kecil sampai selebar lubang pada meja objek. Berfungsi untuk mengatur banyak sedikitnya cahaya yang akan masuk mikroskop.
12.    Reflektor/cermin
Untuk memantulkan dan mengarahkan cahaya ke dalam mikroskop. Ada 2 jenis cermin, yaitu datar dan cekung. Bila sumber cahaya lemah, misalkan sinar lampu, digunakan cermin cekung, tetapi bila sumber cahaya kuat, misalnya sinar matahari yang menembus ruangan, gunakan dermin datar.
13.    Kaki Mikroskop
Untuk menjaga mikroskop agar dapat berdiri dengan mantap di atas meja.

C.    Alat Dan Bahan
•    Mikroskop

D.    Langkah Kerja
•    Siapkanlah sebuah mikroskop cahaya
•    Amati mikroskop tersebut
•    Gambarlah hasil pengamatanmu
•    Tuliskanlah bagian-bagian mikroskop tersebut beserta fungsinya.

Konsep Dasar Ipa 2

Dosen Pengampu:
Dra. Dalifa, M.Pd

Disususn Oleh:

1.    Fanni Elisa Sibuea        (A1G010006)
2.    Fella Ferdialuri               (A1G010017)
3.    Anting Meicella              (A1G010024)
4.    Kurnia Fitri                     (A1G010026)
5.    Shinta Yolanda              (A1G010030)
6.    Nady Febry Ariffiand   (A1G010032)
7.    Sagita Rimbayani          (A1G010033)

Tingkat III A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS BENGKULU

2011

 

KEGIATAN 1
INTERAKSI KOMPONEN ABIOTIK DAN BIOTIK PADA EKOSISTEM KEBUN SEKOLAH PGSD

Kegiatan 1
Tujuan : mengidentifikasikan tumbuhan dan hewan yang hidup pada ekosistem kebun sekolah.

Petunjuk kegiatan
Amati jenis-jenis hewan yang dapat ditemukan dikebun sekolah
Amati alat gerak, jenis makanannya, dan cara produksi nya
Masukkan data hasil pengamatan didalam table berikut

Tabel 1 hasil pengamatan jenis-jenis hewan yang hidup di kebun sekolah
No    Nama Hewan    Tempat hidupnya    Alat geraknya                            Jenis makanannya                                         Cara reproduklsinya
1           Nyamuk                  Di udara                   Sayap                                         Darah                                                                    Bertelur
2          Belalang                  Di udara                   Sayap                                 Tumbuh-tumbuhan                                                   Bertelur
3           Semut               Di dalam tanah             Kaki                         Biji-bijian, sisa-sisa mahluk hidup, gula                         Bertelur
4          Capung                   Di udara                    Sayap                                      Tumbuh-tumbuhan                                              Bertelur
5          Cacing                Di dalam tanah    Segmen-segmen perutnya     sisa mahluk hidup                                                      Bertelur
6           Ayam                    Di darat                     Kaki                            Biji-bijian, tumbuh-tumbuhan, hewan kecil                 Bertelur
7            Ulat                      Di darat                     Kaki                                        Tumbuh-tumbuhan                                                Bertelur

Pertanyaan :
Sebutkan  hewan yang tergolong herbivora
Sebutkan hewan yang tergolong karnivora
Sebutkan hewan yang tergolong omnivora
Sebutkan hewan yang berperan sebagai decomposer atau pengurai
Jawaban :
Yang tergolong herbivore adalah Capung, belalang, ulat.
Yang tergolong karnivora adalah nyamuk
Yang tergolong omnivore adalah ayam dan semut
Yang termasuk decomposer adalah cacing.

Kegiatan 2
Amati jenis-jenis tumbahan yang hidup di kebun sekolah
Amati cara hidupnya dan cara berkembang biaknya
Masukkan data hasil pengamatan dalam table berikut

Tabel 2 hasil pengamatan jenis-jenis tumbuhan yang hidup di kebun sekolah
No    Nama tumbuhan       Cara perkembangan biaknya        Bagian tumbuhan yang dimanfaatkan oleh hewan dan manusia    Jumlah tumbuhan
Akar     Umbi     Biji     Batang     Tunas
1    Kacang hijau                                                                                                                     Biji                                                                                       43
2    Ubi kayu                                                                                                                    Daun dan umbi                                                                          1
3    Rumput                                                                                                                         Tidak ada                                                                                 ± 39
4    Lengkuas                                                                                                                    Umbi dan daun                                                                         32
5    Nanas                                                                                                                                 Buah                                                                                      2

Pertanyaan/bahan diskusi:
Sebutkan populasi tumbuhan yang hidup di kebun sekolah
Sebutkan jenis tumbuhan yang cara berkembang biaknya secara vegetatif
Sebutkan jenis tumbuhan yang cara berkembang biaknya secara generatif
Jelaskan perbedaan antara individu dan populasi
Jawab :
Populasi yang ada dikebun sekolah yaitu kacang hijau, rumput, lengkuas, ubi kayu dan nanas
Tumbuhan yang berkembang biak secara vegetative adalah nanas, ubi kayu, lengkuas dan rumput
Tumbuhan yang berkembang biak secara generative adalah kacang hijau
Individu adalah suatu organisme yang terdiri dari sel, jaringan, organ dan system organ.
Populasi adalah kumpulan dari beberapa individu yang sejenis yang tinggal disuatu tempat.

Kegiatan 3
Tujuan:
Menentukan suhu udara dan suhu tanah di kebun sekolah
Menentukan derajat keasaman tanah

Alat dan bahan :
Gelas ukur                 : 1 buah
Pengaduk kaca atau plastik
Termometer
Cawan petri              : 2 buah
PH-meter
Aquadest atau air netral
Tanah dari kebun sekolah
Tanah humus

Petunjuk kegiatan :
Ukurlah suhu udara dan suhu tanah di dalam ekosistem kebun sekolah
Ambillah  contoh tanah dari kebun sekolah kira- kira 1 sendok makan dan masukkan ke dalam cawan petri kemudian hancurkan dan tambahkan air netral serta aduklah hingga rata
Ambillah tanah humus kira-kira 1 sendok makan dan hancurkan kemudian masukkan kedalam cawan petri kemudian hancurkan dan tambahkan air netra serta  aduklah hingga rata.
Tunggulah hingga air kembali menjadi jernih dan ukurlah berapa PH atau derajat keasaman air tanah terdebut
Tulislah berapa besarnya PH atau derajat keasaman kedua contoh tanah tersebut dalam tabel

No    Jenis tanah                          PH        Asam atau Basa    Subur atau Tidak subur
1    Tanah kebun sekolah            6,5              Asam                       Tidak subur
2    Tanah humus                          7,8              Basa                            Subur

Pertanyaan:
Dari dua contoh tanah diatas, jenis tanah manakah yang subur bagi tumbuhan hijau? Jelaskan mengapa demikian.
Jawab:
Tanah humus, karena tanah humus mengandung zat organik yang banyak dibutuhkan oleh tumbuhan.

Kegiatan 4
Tujuan : menentukan kandukan air dalam tanah atau daya serap tanah terhadap air
Alat dan bahan:
Gelas ukur                     : 1 buah
Corong plastik              : 1 buah
Kantung plastik            : 3 buah
Kertas saring                 : 3 lembar (15 cm X 15 cm)
Timbangan
Kertas Koran
Tabung erlemeyer         : 1 buah
Air bersih                        : 300 ml
Pisau
Tanah kebun sekolah    : 100 gram
Pasir                                  : 100 gram
Tanah humus                  : 100 gram
Permasalahan:
Jenis tanah manakah yang paling tinggi dapat menyiman air?
Jenis tanah manakah yang paling sedikit menyimpan air?
Jawab
Tanah humus
Pasir
Mari kita selidiki melalui dua cara
Penyelidikan pertama:
Ambillah tanah basah dari kebun sekolah sebanyak 100 gram, kemudian jemurlah di atas kertas Koran hingga kering
Ambillah pasir basah sebanyak 100 gram kemudian jemurlah di atas kertas Koran hingga kering
Ambillah tanah humus sebanyak 100 gram kemudian jemurlah di atas kertas Koran hingga kering
Timbanglah kembali tanah dan pasir yang sudah kering
Hitunglah daya serap tanah terhadap air dengan rumus sebagai berikut:
Daya serap tanah         =  (berat basah-berat kering)/(berat basah tanah) X 100 %
Tanah kebun sekolah  =  (1oo gram -85 gram )/(1oo gram) x 100%
= 15%
Tanah humus                = (1oo gram -45 gram )/(1oo gram) x 100%
= 55%
Tanah pasir                   = (1oo gram -90 gram )/(1oo gram) x 100%
= 10%
Penyelidikan cara kedua:
Siapkan tabung erlemeyer yang kering
Siapkan corong plastik dan lapisilah menggunakan kertas penyaring dan letakkan di atas gelas erlemeyer
Tuangkan tanah yang sudah dikeringkan pada cara pertama di atas corong plastic yang telah dilapisi dengan kertas penyaring , kemudian tuangkan air sebanyak 100 ml secara perlahan-lahan. Tunggulah hingga tidak ada lagi air yang menetes ke dalam tabung erlemeyer.
Ukurlah jumlah air yang menetes ke dalam masing-masing tabung erlemeyer
Hitunglah daya serap tanah terhadap air dengan rumus sebagai berikut:
Daya serap tanah = (jumlah air yang dituangkan-jumlah air yang menetes)/(jumlah air yang dituangkan) X 100%
Tanah kebun sekolah =  (100 ml-60ml)/(100 ml) x 100%
=(60 ml)/100x 100%
= 40%

Tanah humus               = (100 ml-46 ml)/(100 ml)x 100%
=(46 ml)/(100 ml)x 100%
= 54%

Pasir                               =(100 ml-75ml)/(100 ml)x100%
=(25 ml)/(100 ml)x 100%
=25 %
Pertanyaan:
Sebutkan 3 ciri tanah yang subur bagi tumbuhan hijau
Sebutkan 3 cara mempersiapkan kebun supaya tanahnya menjadi subur
Sebutkan 3 cara merawat tanaman di kebun sekolah agar tumbuhan dapat tumbuh subur.

Jawab:
Struktur tanahnya bagus yaitu: 1.  butir-butir tanahnya renggang tak terlalu besar dan tdk terlalu kecil, Punya garam-garam dalam jumlah banyak sebagai bahan makanan dan tumbuhan 2. Punya persediaan air yg cukup (zat hara)3. Tanahnya berwarna coklat kehitam-hitaman.

Tanah dicangkul terlebih dahulu agar tanah menjadi gembur, kemudian tanah dibiarkan selama beberapa hari agar udara yang ada didalam tanah beganti dengan udara luar dan racun-racun yang ada didalam tanah mati karena terkena sinar matahari, lalu tanah dicampur dengan pupuk kandang.

Cara merawat tanaman dikebun sekolah agar tumbuhan tumbuh subur, yaitu:
Setiap pagi dan sore hari tanaman disiram

Diberi pupuk kandang atau pupuk kimia secara teratur.

Membasmi hama tanaman agar tanaman tidak diserang oleh hama, biasa dilakukan dengan cara menyemprotkan racun-racun yang dapat      membunuh hama tetapi tidak merusak tanaman.
Mencabut rumput-rumput liar yang terdapat disekitar tanaman agar zat hara yang ada didalam tanah tidak diserap oleh rumput liar tersebut.
Tanaman dijaga dari binatang-binatang yang dapat merusak tanaman seperti kambing.

Hello world!

Welcome to WordPress.com. After you read this, you should delete and write your own post, with a new title above. Or hit Add New on the left (of the admin dashboard) to start a fresh post.

Here are some suggestions for your first post.

  1. You can find new ideas for what to blog about by reading the Daily Post.
  2. Add PressThis to your browser. It creates a new blog post for you about any interesting  page you read on the web.
  3. Make some changes to this page, and then hit preview on the right. You can always preview any post or edit it before you share it to the world.