LAPORAN PRAKTIKUM
“AMANKAH MAKANANKU?”
Dosen pembimbing :
Dra. Dalifa, M.Pd
Disusun Oleh :
Kelompok 4
Fanni Elisa Sibuea (A1G010006)
Fella Ferdialuri (A1G010017)
Anting Meicella (A1G010024)
Kurnia Fitri (A1G010026)
Shinta Yolanda (A1G010030)
Nadi Febri Ariffiando (A1G010032)
Sagita Rimbayani (A1G010033)
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Universitas Bengkulu
2012
UJI MAKANAN YANG MENGANDUNG BORAKS
A. TUJUAN
- Menguji kandungan boraks di dalam bahan makanan
- Memilih makanan sehat berdasarkan informasi yang dimiliki.
B.ALAT DAN BAHAN
- Cawan petri
- Sendok plastik
- Kantong Plastik putih
- Pipet tetes
- Alat penumbuk
- Kain putih
- Pisau
- Spidol
- Kunyit
- Boraks
- Air
- Mie kuning ( basah)
- Kerupuk udang
- Krupuk nasi
- Krupuk ikan
- Tahu putih
- Tahu kuning ( sudah masak )
- Bihun
- Bakso
C. LANGKAH KERJA
- Kupas kunyit, haluskan dan beri sedikit air. Bungkuslah kunyit tersebut dengan kain putih, lalu diperas untuk memperoleh air kunyit.
- Buatlah larutan boraks dengan cara memasukkan sedikit boraks ke dalam beberapa sendok teh air.( sesuai dengan kebutuhan )
- Campurkan lima tetes larutan kunyit dengan lima tetes larutan boraks. Aduk kedua larutan itu hingga rata dan bewarna merah kecoklatan. Larutan merah kecoklatan itu dapat dijadikan indikator adanya kandungan boraks dalam bahan makanan.
- Tumbuklah contoh makanan yang akan di uji hingga halus, dan letakkan dalam cawan petri. Usahakan masing-masing bahan makanan tidak saling bercampur satu sama lain.
- Dengan menggunakan pipet, teteskanlah air kunyit ke atas contoh bahan makanan yang telah dihaluskan tadi. Amati dan catat perubahan yang terjadi.
- Catatan :
- Bahan makanan yang berubah warna menjadi merah kecoklatan setelah ditetesi air kunyit diduga mengandung boraks.
D. HASIL UJI MAKANAN
Tabel uji kandungan boraks dalam makanan
no |
Janis bahan |
Kandungan boraks |
Keterangan |
|
+ |
– |
|
||
1 |
Bihun |
|
– |
Tidak mengandung boraks Tidak terjadi perubahan warna |
2 |
Bakso |
|
– |
Tidak mengandung boraks Tidak terjadi perubahan warna |
3 |
Tahu putih |
|
– |
Tidak mengandung boraks Tidak terjadi perubahan warna |
4 |
Tahu kuning |
|
– |
Tidak mengandung boraks Tidak terjadi perubahan warna |
5 |
Krupuk nasi |
+ |
|
Mengandung boraks Terjadi perubahan warna |
6 |
Mi kuning (basah) |
+ |
|
Mengandung boraks Terjadi perubahan warna |
7 |
Krupuk ikan |
+ |
|
Mengandung boraks Terjadi perubahan warna |
8 |
Krupuk udang |
+ |
|
Mengandung boraks Terjadi perubahan warna |
E.PEMBAHASAN
- A. Pengertian Boraks
Boraks merupakan garam Natrium Na2B4O710H2O, yang banyak di gunakan di berbagai industri nonpangan, khususnya industri kertas, gelas, pengawet kayu dan keramik.
Boraks terjadi dalam suatu deposit hasil dari proses penguapan “hot spring” (pancuran air panas) atau danau garam. Boraks termasuk kelompok mineral borat, suatu jenis senyawa kimia alami yang terbentuk dari Boron (B) dan Oksigen (O). Boraks erat kaitannya dengan asam borat, dan kemungkinan besar daya pengawetan boraks disebabkan karena adanya senyawa aktif asam borat (asam borosat).
Boraks merupakan senyawa kimia dengan rumus natrium tetraborat, berbentuk kristal lunak dengan pH = 9,5. Boraks merupakan senyawa kimia antara natrium hidroksida serta asam borat. Dalam industri, boraks menjadi bahan solder, bahan pembersih, pengawet kayu, antiseptic kayu dan pengontrol kecoa.
Secara bahasa jawa, boraks dikenal sebagai bleng. Bleng adalah campuran garam mineral konsentrasi tinggi yang dipakai dalam pembuatan makanan tradisional seperti karak dan gendar. Sinonimnya yaitu natrium biborat, natrium piroborat, natrium tetraborat.
Struktur molekul boraks adalah dari menyambungkan BO2(OH) BO3(OH) dan segi tiga bidang empat yang terikat ke rantai dari bidang delapan air dan sodium. Boraks memiliki beberapa karakteristik:
a. Warna adalah putih jernih
b. Kilau seperti kaca
c. Kristal transparan (tembus cahaya)
d. System hablur adalah monoklin
e. Perpecahan sempurna di satu arah
f. Warna lapisan putih
g. Mineral yang sejenis adalah kalsit, halit, hanksite, colemanite, ulexite dan garam asam borat.
- Manfaat boraks
Boraks biasanya digunakan oleh industri farmasi sebagai ramuan obat misalnya salep, bedak, larutan kompres, obat oles mulut dan obat pencuci mata. Boraks juga digunakan sebagai bahan solder, bahan pembersih, pengawet kayu dan antiseptic kayu.
Boraks ini banyak disalahgunakan oleh manusia sehingga menimbulkan bahaya. Boraks banyak disalahgunakan untuk pembuatan mie basah, lontong, bakso, kerupuk dan gendar. Boraks apabila terdapat pada makanan maka dalam jangka waktu lama akan terjadi penumpukan pada otak, hati, lemak dan ginjal. Pemakaian dalam jumlah banyak dapat menyebabkan demam, depresi, kerusakan ginjal, nafsu makan berkurang, gangguan pencernaan, kebodohan, kebingungan, radang kulit, anemia, kejang, pingsan, koma bahkan kematian.
- Bahaya Boraks
Bahaya boraks dapat diserap melalui usus, kulit yang rusak dan selaput lender. Dapat memberikan efek toksik. Pengaruhnya terhadap kesehatan:
– Tanda dan gejala akut
Munah, diare, merah di lender, konvulsi dan dispersi SSP (Susunan Syaraf Pusat)
Tanda dan gejala akut : Muntah, diare, merah dilendir, konvulsi dan depresi SSP(Susunan Syaraf Pusat)
– Tanda dan gejala kronis
- nafsu makan menurun
- Gangguan pencernaan
- Gangguan SSP : bingung dan bodoh
- Anemia, rambut rontok dan kanker.
D. Ciri-ciri makanan mengandung boraks:
a. Kerupuk:
– Teksturnya sangat renyah
– Dapat memberikan rasa getir
– Daya simpan lama
– Tidak mudah berjamur
b. Mi basah :
– Penggunaan boraks pada pembuatan mi akan menghasilkan tekstur yang lebih kenyal.
c. Tahu :
– Tidak mudah hancur
– Tekstur lebih kenyal
– Bau agak menyengat
– Dapat bertahan lama
Boraks maupun bleng tidak aman untuk dikonsumsi sebagai makanan, tetapi ironisnya penggunaan boraks sebagai komponen dalam makanan sudah meluas di Indonesia. Mengkonsumsi makanan yang mengandung boraks memang tidak serta berakibat buruk terhadap kesehatan tetapi boraks akan menumpuk sedikit demi sedikit karena diserap dalam tubuh konsumen secara kumulatif. Seringnya mengonsumsi makanan berboraks akan menyebabkan gangguan otak, hati, lemak, dan ginjal. Dalam jumlah banyak, boraks menyebabkan demam, anuria (tidak terbentuknya urin), koma, merangsang sistem saraf pusat, menimbulkan depresi, apatis, sianosis, tekanan darah turun, kerusakan ginjal, pingsan, hingga kematian. Bleng atau boraks biasanya dipakai dalam pembuatan makanan berikut ini: karak/lempeng (kerupuk beras), sebagai komponen pembantu pembuatan gendar (adonan calon kerupuk) mi, lontong, sebagai pengeras. ketupat, sebagai pengeras, bakso, sebagai pengawet dan pengeras serta kecap, sebagai pengawet.
E. Upaya Mengatasi penyalahgunaan Boraks :
Berikut merupakan saran untuk mengatasinya :
1. Upaya mempersiapkan RUU Pangan perlu dipercepat, berikuty perangkat pendukung beserta peraturan-peraturan dan petunjuk pelaksanaannya.
2. Perlu dikembangkannya upaya pendidikan produsen makanan jajanan dengan bantuan pemerintah daerah.
3. Perlu dikembangkannya upaya pendidikan konsumen, khususnya melalui media elektronik seperti TV dan radio, melalui pesan-pesan keamanan pangan yang dikemas rapi (1 – 5 menit) serupa advertensi gratis.
4. Untuk menghindarkan terjadinya kesimpangan-siuran penjelasan kepada masyarakat luas mengenai keamanan pangan, perlu dibentuk suatu Tim Pakar Keamanan Pangan Nasional, yang diprakarsai oleh Menteri Kesehatan dan Menteri Negara Urusan Pangan sehingga bila ada kasus keamanan pangan, masyarakat mendapat penjelasan secara tepat, benar dan resmi (Winarno, 1994).
F.KESIMPULAN
Dari beberapa sampel makanan yang telah diamati, makanan yang mengandung boraks adalah kerupuk, karena tekstur nya lebih renyah,dan tidak mudah berjamur. Selain itu dalam mie basah juga mengandung sedikit boraks karena terjadi sedikit perubahan warna pada larutan kunyit sebagai indikator.
G. DAFTAR RUJUKAN
Akmal, Zurhamita. 1995. Kandungan Boraks pada Makanan Jenis Mie yang Beredar di Kotamadya Padang. http://batamdigitalisland.com/
Annonim. 2008. Bahaya Bleng dan Boraks. Jakarta: http://wapedia.mobi/id/Bleng
Annonim. 2008. Struktur Boraks. http://commons.wikimedia.org.
Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Barat.2008. Boraks.
Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang. 2008. Bahaya Penggunaan Formalin dan Boraks. Jombang : http://www.rsd-jombang.com/